Saturday, March 24, 2007

Rangkuman berita selama 2 pekan terakhir..

Perang di berbagai wilayah masih berlangsung sengit, perlawanan dari para pejuang dan Mujahidin tidak berkurang bahkan di beberapa wilayah semakin menguat seperti di Somalia dan Afghanistan. Bom mobil dan mortir masih terus menghantam pasukan amerika, koalisi dan pemerintahan boneka Irak. Bahkan saat menyampaikan pidatonya di "Green Zone" sekjen PBB yang baru Ban Ki Mun sempat dibuat gemeter tatkala ledakan mortin membuat podium tempatnya berdiri ikut bergetar. Selang dua hari bom juga melukai wakil perdana menteri Irak cukup serius.

Para pejuang Somalia berhasil dengan strateginya untuk memilih perang gerilya: Kini ibu Kota Mogadishu yang di klaim pemerintah dukungan Amerika telah dikuasai mereka ternyata tak lebih dari medan perang yang dikepung para pejuang dari berbagai arah. Ledakan mortir kerap menghantam gedung kepresidenan serta wilayah strategis linnya. Pasukan Etophia yang didanai Amerika tak dapat berbuat banyak dengan perang seperti ini. Bahkan beberapa prajuritnya berhasil dibunuh dan mayatnya di arak keliling kota oleh penduduk. Kejadian ini persis sepeti tahun 1993 lalu tatkala18 bangkai pasukan elit amerika di seret keliling kota dan mayatnya dijejerkan di pinggir jalan. Url foto-foto tersebut dapat dilihat di:
http://www.shabelle.net/2007/march/n10975.htmhttp://qaadisiya.com/view_contents.php?articleid=629
Untuk memperkeras tekanan - para pejuang Somalia menghimbau dan mempersilahkan para pejuang muslim baik dari Arab maupun negara lain untuk ikut bergabung, seperti dalam video yang mereka rilis dan disiarkan Ajlazeera.
Medan perang Afghanistan juga tak kalah serunya setelah lebih dari 5 tahun diduduki sekitar 44 ribu pasukan Amerika dan Nato bersenjata lengkap. Minggu ini saja berapa tentara inggris kembali menemua ajal dalam berbagai sergapan terhadap konvoy tentara mereka seperti yang terjadi di Kandahar tanggal 22 lalu. Begitu juga di wilayah timur dan tenggara Afghanistan sering dilakukan sergapan terhadap pasukan boneka. Serangan-serangan yang semakin gencar ini lanjutan dari ultimatum yang disampaikan komandan perang wilayah Selatan dan Timur Mullah Daadulah.
Memasuki musim semi pejuang Chechnya mengintensifkan serangan-serangan dan sabotase. Dengan strategi kelompok-kelompok kecil dan bergerak cepat serangan ini begitu efisisen effective dan menimbulkan banyak korban di pihak Rusia. Namun dibalik keberhasilan strategi pasukan gerak cepat ini seorang komandan front Utara - Amir Taha Betayev gugur setelah berlangsung pertempuran tidak seimbang selama 1,5 jam di wilayah Gudermes tanggal 22 Maret lalu. Pejuang yang lahir tanggal 30 Mei 1973 ini sebelumnya pernah menjadi salah satu wakil komenadan untuk Fornt wilayah Timur.

No comments: